news
Saturday 22 September 2012

Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri, MS

Pejuang Kelautan dan Perikanan



Inilah sosok seorang pejuang kelautan dan perikanan. Sejak kecil, hidupnya sudah menyatu dengan laut, nelayan dan ikan. Gelar doktornya juga tak terlepas dari masalah pengelolaan sumberdaya lautan. Ia juga seorang yang gigih memperjuangkan terbentuknya Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), yang kemudian dipimpinnya (2001-2004). Sayang ia tersandung korupsi dana nonbudgeter DKP dan dihukum 8 tahun.



Ia dikukuhkan sebagai guru besar tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB), Sabtu 18/1/03. Ia adalah seorang tokoh muda yang pantas dijadikan idola dan teladan. Kisah dan pandangan hidupnya adalah guru yang baik bagi orang lain.

Perawakan dan penampilannya sederhana. Ia ramah dan terbuka. Sosok yang mencerminkan filosofi hidupnya: Menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama umat manusia dan semesta alam, bekerja keras dan profesional serta hidup dekat dengan Tuhan. Filosofi itu dianutnya sejak kecil sampai sekarang, dan mudah-mudahan sampai hayat di kandung badan.

Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri, MS ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama dan semesta alam. Itu filosofi hidupnya yang pertama. Bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara serta untuk seluruh dunia. Sekurangnya ia merasa boleh bercita-cita demikian. Walau sesungguhnya, hal itu bukan lagi sekedar falsafah atau cita-cita. Sebab dalam usia masih relatif muda, 42 tahun, ia sudah mengabdi dalam jabatan Menteri Kelautan dan Perikanan. Tak mustahil, suatu ketika ia bisa menjabat di sebuah lembaga dunia, seperti di PBB. Sehingga ia makin bermanfaat bagi dunia sekaligus mengharumkan nama baik bangsanya.

Kedua, menjadi orang yang berkerja keras dan profesional. Berpijak dari pandangan hidup ini, ia mengaku menjadi sedih jika di tengah bangsa ini banyak sekali aktor yang ingin hidup enak tanpa kerja keras. Banyak makelar, broker dan pemburu keuntungan tanpa bekerja keras. Hanya mau menjadi calo. Kondisi seperti ini akan membuat suatu bangsa hancur. “Seharusnya kita menjadi orang yang bekerja keras, profesional dan bertekad menjadi yang terbaik di bidangnya,” ujarnya ketika berbincang dengan wartawan Tokoh Indonesia di ruang kerjanya.



Ketiga, hidup dekat dengan Tuhan. Karena ridho Tuhan, ia yang tidak memiliki latar belakang politik, non partai, dapat menjadi seorang menteri. Ia memang dari kecil sudah belajar untuk menjadi orang yang dekat Tuhan. Ia yang hanya anak seorang nelayan tradisional telah memperoleh ridho Allah mengecap pendidikan hingga meraih gelar doktor bidang Ilmu Ekologi dan Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan dari School for Resources and Environmental Studies Dalhousie University, Halifax, Nova Scotia Canada, serta menjadi menteri.

Dengan ketiga filosofi hidup itu, sesungguhnya ia juga telah melakukan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual, yang belakangan banyak dipublikasikan. Ia tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual, yang sebenarnya hanya terbatas 20% dalam hidup ini. Tetapi juga kecerdasan emosional yaitu kemampuan untuk mengelola emosi dan motivasi. Seperti keadaan ketika malas atau ingin marah dan frustasi yang sebenarnya berlangsung sebentar.

Banyak orang yang lebih hebat, mendapat peringkat cumlaude, secara intelektual hebat, namun sedikit yang memberikan kontribusi bagi pekerjaannya. Menurutnya, untuk mengatasi ini, jangan menganggap diri orang yang paling pintar sendiri. Tapi harus pintar untuk menempatkan diri. Kapan harus menunjukan kepintaran. Kapan harus menjadi seorang pemimpin atau dengan rela menjadi seorang yang siap untuk mendengarkan orang lain dan menjadi orang yang dipimpin. Siap menjadi pemimpin dan siap menjadi anak buah.

Sikap seperti ini sering kali dilakonkannya, sebagaimana dituturkan beberapa orang yang sudah lama mengenalnya. Seperti ketika pertama kali ia masuk ke lingkungan DPR/MPR, sebagai pendatang baru dalam dunia politik, ia terlihat banyak belajar dan menjadi anak buah. Tetapi ketika berbicara bidang kelautan ia dengan bijak (tidak menyakitkan orang) mampu menunjukkan bahwa ia terbaik di bidang itu. Jadi ia melengkapi kecerdasan intelektualnya dengan kecerdasan emosional.

Kemudian, kecerdasan spiritual yaitu kemampuan dekat dan bertaqwa kepada Tuhan. Setelah berkerja keras, berdoa dan berbuat sebaik mungkin, namun dari hasil yang diharapkan 100 lalu hanya mendapat 50, itu harus diterima sebagai takdir Tuhan Allah. Kalau hasil yang dicapai tidak terlihat saat ini, mungkin 2 atau 3 bulan ke depan, siapa tahu?

Dengan pandangan hidup tersebut, penganut agama Islam ini, juga mengharamkan politik belah bambu: Mengangkat ke atas dan memijak ke bawah. Dalam meniti karirnya, ia berupaya menjalin networking yang baik, termasuk dengan media massa. Ia telah merasakan pentingnya media massa sebagai networking ketika di IPB. “Saya menjadi populer dalam bidang kelautan melalui media massa,” ungkap lulusan Sarjana Perikanan (1982) dan Magistar Sains Bidang Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor (1986) ini dengan jujur.

Sementara mengenai visi dan misi bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, ia menekankan perlu kesadaran hidup bersaudara, kemampuan bekerjasama, saling menghargai, mengasihi satu dengan yang lain. Ia melihat di bangsa kita belakangan ini kemampuan itu semakin langka, sehingga muncul banyak konflik, seperti Aceh, Ambon, Sampit dan lain-lain.

Menurutnya, penafsiran bahwa semangat jihad itu diartikan sebagai cara untuk menyerang umat lain, itu salah! Tapi jihad itu seharusnya ditafsirkan sebagai semangat untuk menolong orang lain. Ia yakin seluruh agama mengajarkan manusia untuk hidup sebagai rahmat dan kebaikan bagi orang lain. Namun keadaannya mengapa berbeda? Itu karena ada orang-orang tertentu yang ingin populer dengan menggunakan istilah-istilah, jargon-jargon dan bendera agama.

Penerima piagam penghargaan Dosen Teladan I Tingkat Nasional (1995) dan Indonesian Development Award (1999) ini mengatakan, musuh terbesar umat manusia adalah mengadu domba antarumat manusia. “Kita harus bisa melihat bahwa kehidupan beragama adalah urusan pribadi kita sedangkan di sisi lain kita juga punya kewajiban dalam kehidupan sosial yang perlu dilakukan.”

Ia percaya bila hal itu dilakukan, bangsa ini akan melangkah kepada kehidupan yang produktif, penuh inovasi dan kreatifitas. Bahkan bangsa ini dapat berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain. “Jika kita ingin dihargai oleh bangsa lain, kita sendiri harus terlebih dahulu menghagai bangsa sendiri, dengan cara penegakan hukum, penanggulangan KKN dan lain-lain,” kata ayah dari Sri Minawati, Muthia Ramdhini, Rahmania Kannesia dan Sylvana Afiati, buah kasih dengan isterinya Ir Pigoselpi Anas.

Sebelum menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan, Rokhmin termasuk salah seorang yang gigih mendukung dan memperjuangkan terbentuknya departemen ini. Sebelum Pemilu 1999, ia dipanggil DPR/MPR untuk memaparkan bidang ini. Begitu juga ketika depatemen ini pertama kali dibentuk dalam Kabinet Persatuan Gus Dur -- menteri pertamanya Sarwono Kusumaatmadja, Rokhmin menjabat sebagai Direktur Jenderal Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, dan sempat dua bulan menjabat menteri -- ia selalu berupaya meyakinkan bahwa bidang ini adalah penting.

Saat menjabat Dirjen, ia pernah hampir satu setengah jam memaparkan di hadapan Megawati Sukarnoputri (Wakil Presiden) betapa pentingnya sektor kelautan dan perikanan ini dikembangkan. Hal ini pula, yang dikemukakan Megawati ketika meneleponnya untuk siap membantu sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Gotong-Royong. Presiden Megawati juga tahu bahwa ia anak nelayan asli yang memilki perhatian terhadap nasib nelayan. Ayahnya, H Dahuri Ismail adalah nelayan tradisional. Sementara ibunya, Hj Dasmirah adalah pedagang ikan di pasar.

Sepanjang hidupnya, pria yang lahir di kampung nelayan Gebang Ilir, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, 16 Nopember 1958, ini selalu berhubungan dengan nelayan, lautan dan ikan. Aktivitas masa kanak-kanaknya sampai remaja selalu penuh dengan urusan laut dan ikan. Ia ikut membantu orangtuanya menangkap ikan di laut, mengasinkan ikan dan menjualnya di pasar Cirebon, Kuningan, Bandung dan Bogor.

Maka, sebagai anak nelayan, perhatian Rokhmin terhadap nelayan dan lautan amat besar. Wajar bila sejak kecil ia pun bertekad membangun bidang kelautan dan perikanan. Pada tempatnya pula bila ia dipercaya memimpin DPK. Sebelum menjabat menteri, di almamaternya, ia memimpin Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, IPB (1996-1999). Selain itu, sejak 1997 sampai sekarang masih menjabat Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Program Pasca Sarjana IPB, yang didirikannya.

Pada tahun 1996, bersama Prof Jacob Rais, Ir Sapta Putra Ginting dan Dr MJ Sitepu, ia menulis buku Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Lalu tahun 2000 ia sendiri menulis buku Pendayagunaan Sumberdaya Kelautan untuk Kesejahteraan Rakyat. Serta dalam berbagai kesempatan di dalam dan di luar negeri menyampaikan makalah yang menyangkut masalah kelautan dan perikanan. Selain itu, ia juga sering kali mengikuti pelatihan, seminar, workshop dan kegiatan penelitian yang berkaitan dengan pengelolaan wilayah pesisir dan lautan. Ia juga yang gigih memperjuangkan perlindungan terhadap sumber daya ikan tuna. Untuk itu, ia menyarankan agar Indonesia masuk Komisi Internasional tentang Tuna.



Falsafah hidupnya telah membentuknya untuk selalu berbuat yang terbaik. Sejak masih di bangku SD hingga SMU, ia juga selalu berusaha menjadi yang terbaik dan selalu juara kelas. Begitu juga semasa kuliah di IPB dan ketika mendapat beasiswa program doktor ke Kanada. Bahkan saat menjadi dosen, ia pun menjadi dosen teladan I Tingkat Nasional. Ia adalah seorang tokoh muda yang pantas dijadikan idola dan teladan. Kisah hidupnya (pengalamannya) adalah guru yang baik bagi orang lain.


BIODATA :


Nama :
Prof. Dr.Ir. Rokhmin Dahuri, MS
Lahir :
Cirebon, 16 Nopember 1958
Agama :
Islam
Isteri:
Ir Pigoselpi Anas
Anak:
Sri Minawati, Muthia Ramdhini, Rahmania Kannesia dan Sylvana Afiati.
Ayah:
H. Dahuri Ismail
Ibu:
Hj. Dasmirah
Pekerjaan :
1. Menteri Kelautan dan Perikanan -RI (2001-2004)
2. Dosen PS-SPL IPB (Sumberdaya Pesisir dan Lautan)
Golongan/Jabatan :
IV-B/Lektor Madya
Pendidikan:
1991 Ph,D dari School for Resources and Environmental Studies Dalhousie University, Halifax, Nova Scotia Canada. Bidang Ilmu Ekologi dan Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan,
1986 Magister Sains (MS) dari Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bidang Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan.
1982 Sarjana Perikanan (Ir,) dari Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Bidang Ilmu Manajemen Sumberdaya Perairan.
Jabatan Struktural:
1992-1995 Kepala Program Pengelolaan Wilayah Pesisir, Pusat Penelitian Lingkungan Hidup IPB.
1996 -Des' 99 Kepala Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan -Lembaga Penelitian, Institut Pertanian Bogor.
1997 -1998 Pembantu Dekan I (Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat) Fakultas Perikanan IPB .
1997- sekarang Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Program Pasca Sarjana IPB
1998- Des' 99 Pembantu Rektor IV -IPB
Des' 99- Jun' 01 Direktur Jenderal Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil, Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan -Republik Indonesia.
Jun' 01-2004 Menteri Kelautan dan Perikanan -RI
Bahasa Asing:
Inggris Aktif
Piagam Penghargaan
1995 Dosen Teladan I Tingkat Nasional
1999 Indonesian Development Award 1999
Organisasi Profesi
* Anggota Dewan Riset Nasional (DRN)
* Ketua Dewan Pakar Masyarakat Perikanan Nusantara ( MPN )
* Anggota Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI)
* Sekretaris Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI)
* Anggota "ICLARM Network of Tropical Fisheries Scientist"
* Anggota Coastal Area Management and Planning Network, The University of Rhode Islands, USA
* Coordinator of Coastal Zone Management Network for Asia-Pacific Region, UNEP (United Nationas Environmental Programme),
* Anggota Tim Editor "Coastal Management in Tropical Asia Newsletter', Coastal Resources Center, University of Rhode Island, ISSN 1391-0019
* Ketua Tim T eknis Pengelolaan Ekosistem T erumbu Karang, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, RI.
* Anggota International Resource Modelling Association, USA.
* Anggota Tim Editor "Book on Coastal Zone Management in Asia-Pacific", Japanese International Marine
Science and Technology Federation, Tokyo,
* Anggota Roster of Experts on Marine and Coastal Biodiversity pada Convention of Biological Biodiversity (CBD), Genewa, Swiss
Pengalaman Kerja :
1985 dan . 1991 -Sekarang Pengajar Kursus Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Tipe A, B dan C, PPLH-LP IPB
1992 -1998 Pengajar Kursus Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Tipe A dan B, Universitas Pajajaran, Bandung
1995- Sekarang Pengajar Kursus Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Tipe A, B dan C di Universitas Indonesia, Jakarta
1995- Sekarang Pengajar Kursus Audit Lingkungan I. Univesitas Indonesia, Jakarta
1994-1995 Ketua Tim Penyusun Panduan Penyusunan Amdal Kegiatan di Wilayah Pesisir dan Lautan. Bapedal, Jakarta
1995- Jan' 1997 Course Leader dan Pengajar pada Kursus Pelatihan II Integrated Coastal Zone Planning and Management II Angkatan I s/d VIII. Proyek MREP (Marine Resources Evaluation and Planning). ADB, Diljen Bangda dan IPB.
1992-1994 Acting Environmental Manager Maxus, SES. Oil Company. Jakarta-USA.

Alamat Kantor:
Jalan MT Haryono Kav. 52-53 Jakarta Selatan
Alamat Rumah:
Jalan Denpasar Raya C III/19, Kuningan, Jakarta Selatan


sumber : http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/r/rokhmin-dahuri/index.shtml

4 comments:

  1. Можно тут раскидать тучу бессмысленных сообщений?
    очень надо -)

    на том берегу ураааллллааааа
    в реке превращусь в каралы
    и только для тебя яяя
    тебяя сотру моря и океаныыыы


    океаныыы

    ReplyDelete
  2. Можно ли разбросать здесь кучу сообщений?
    просто так..

    Если нет - просто удалите это сообщение

    ReplyDelete
  3. What is the best search engine google.com or yahoo.com?

    ReplyDelete
  4. Prof Rokhmin, tanggal 5 Februari 2004 bapak memberikan Orasi Ilmiah ttg Kelautan dan Perikanan dalam wisuda Mahasiswa S-2 MM STIE Ipwija bertempat di Auditorium Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Saya ((toni riyanto) adalah salah satu mahasiswa yang diwisuda tersebut. Prof Rokmin, apakah bisa memberikan rekomendasi untuk saya alamat LSM di Jakarta yang bergerak dalam budidaya ikan (darat, payau, tangkapan laut) serta perlindungan nelayan pesisirnya. Mohon informasi ataupun rekomendasi dari bapak profesor. terima kasih atas perhatiannya.

    Salam hangat,
    toni riyanto

    ReplyDelete

 
Toggle Footer