news
Thursday 3 December 2009

Hebatnya Torpedo Kapal Selam Tipe Whiskey Class!

Torpedo dapat menghancurkan kapal sasarannya hingga berkeping-keping. Itulah salah satu alasan torpedo menjadi senjata serang utama yang disandang kapal selam tipe Whiskey class. KRI Pasopati yang termasuk dalam kapal selam tipe Whiskey  class tentunya juga memiliki torpedo sebagai senjata utamanya. Pada kesempatan ini, Bahari akan menggambarkan kehebatan torpedo yang dimiliki kapal selam tipe Whiskey class yang berasal dari Rusia ini.

KRI Pasopati - 410

Mengenal Torpedo


Torpedo merupakan senjata kapal selam yang khas. Berbentuk tabung memanjang sekitar 4 meter, memiliki berat sekitar 2 ton dengan kaliber sebesar 21, 5 inch (53 cm) dan mampu meluncur dengan kecepatan sekitar 40 knot/jam atau sekitar 60 knot/jam! Tanpa muatan bahan peledak saja, kapal atas air yang ditabrak oleh torpedo ini dapat dipastikan akan bocor lambungnya dan akan tenggelam, apalagi dengan muatan peledaknya yang memiliki berat sekitar 400 kg high explosive, kapal lawan akan patah menjadi dua dan hancur berkeping-keping! Wah, bisa bayangin kan hebatnya torpedo yang dimiliki kapal selam tipe Whiskey class?!





[caption id="attachment_42" align="alignleft" width="300" caption="Baling-Baling Ganda"]Baling-Baling Ganda[/caption]

Badan torpedo biasanya terbagi menjadi sekurang-kurangnya tiga bagian pokok. Berikut beberapa ruangan yang ada pada torpedo tipe Whiskey class, yaitu:

  1. Kepala perang (gefechtkopf). Berada di bagian terdepan yang berisi bahan peledak seberat 400 kg.

  2. Kepala pemikir. Berisi giro, baik vertikal giro yang digunakan untuk mengendalikan torpedo agar saat meluncur tidak berguling-guling, dan juga giro horisontal yang berfungsi untuk menentukan arah luncuran torpedo. Pada bagian ini juga terdapat membran yang digunakan untuk menentukan kedalam luncur torpedo, penggalak (zundung, fuze) untuk meledakkan kepala perang.

  3. Ruang mesin. Berisi turbin (pada steam gas torpedo) atau motor listrik (pada torpedo listrik) yang akan memutar baling-baling ganda yang berputar berlawanan arah dan akan mendorong torpedo melaju dengan kecepatan yang lebih cepat dari kapal manapun!

  4. Ruang muatan. Berisi botol UTT (Udara Tekanan Tinggi) dan kerosene yang akan dicampur dalam ruang bakar guna menimbulkan uap yang akan dipakai untuk menggerakkan turbin. Pada torpedo listrik, tempat ini dipenuhi batere Perak Nitrat yang akan memberikan tenaga yang luar biasa besarnya dalam waktu yang singkat.

  5. Sirip tegak, yang berfungsi mengendalikan arah luncuran  dan sirip horisontal yang akan menjaga agar torpedo meluncur dengan stabil, tidak berguling dan mempertahankan kedalaman yang telah diprogramkan. Kemudian, baling-baling ganda yang berputar berlawanan arah. Putaran dibuat berlawanan arah guna menghindarkan efek momen yang akan timbul jika putaran hanya ke satu arah saja.






[caption id="attachment_120" align="alignleft" width="256" caption="Bilik Hitung TAS L2"]Bilik Hitung TAS L2[/caption]

Bilik Hitung TAS L2

Ternyata pada kenyataannya, penembakan torpedo tidak sesederhana yang kita bayangkan. Hal ini disebabkan baik kapal selam yang akan menembak dan kapal sasaran yang akan ditembak sama-sama bergerak, sehingga diperlukan kejelian saat akan memasukkan data yang diperlukan pada bilik hitung TAS L2. Pada permukaan bilik hitung TAS L2 terdapat jentera-jentera kecil untuk mengontrol nilai dari data-data yang dimasukkan, ada gambaran-gambaran pada indikator yang penuh dengan angka yang terletak dalam susunan melingkar. Data-data yang diperlukan antara lain:




  1. Kedalaman peluncuran. Semakin besar kapal sasaran, biasanya kedalaman peluncuran juga diset semakin dalam.

  2. Kecepatan luncur torpedo. Bila sasaran berada pada jarak dekat, maka kecepatan akan diset pada kedudukan paling cepat. Bila sasaran jauh, maka kecepatan akan diset pada kecepatan yang optimal sesuai hasil perhitungan.

  3. Arah yang harus ditempuh. Diberikan baringan yang harus diikuti oleh torpedo dalam menuju ke titik temu dengan kapal yang akan dijadikan sasaran.

  4. Pistol peledak. Dapat berupa pistol kontak dimana torpedo akan meledak saat bertumburan dengan lambung kapal sasaran atau berupa pistol magnetik dimana torpedo akan memicu meledakkan hulu ledak pada saat medan magnit berubah dari maksimal menjadi menurun menuju ke nol, yaitu tepat saat torpedo lewat dibawah lunas kapal sasaran.



Saatnya Meluncurkan Torpedo


Torpedo diluncurkan menggunakan peralatan yang disebut peluncur torpedo. Peluncur ini berada di haluan kapal, dimana biasanya ditempatkan torpedo non kendali (straight run), steam gas yang akan meluncur lurus langsung menuju sasaran. Sedangkan peluncur pada buritan kapal biasanya ditempatkan torpedo kendali elektrik, SA-ET 70 yang berkepala pelacak (homing head) akustik.


Beda torpedo kendali dari torpedo straight run/non kendali adalah torpedo masih dapat dikendalikan meski torpedo telah lepas dari peluncurnya. Pengendaliannya bermacam-macam, ada yang menggunakan dawai (draht gelenkter torpedo, wire guided torpedo), seperti torpedo SUT atau Seeschlange Jerman dan Mk 48 Mod 3 Amerika. Selain masih bisa dikendalikan setelah lepas dari peluncur, kita juga dapat mengganti sasaran yang dianggap lebih potensial atau lebih membahayakan bagi kapal selam sendiri. Ada juga pengendalian akustik, dengan melengkapi torpedo dengan kepala pelacak akustik seperti pada torpedo SA-ET 40. Dengan pelacak akustik ini, torpedo akan melacak sendiri kapal lawan yang harus ditenggelamkannya dengan hanya “mendengarkan” suara baling-baling saja! Wow!!





[caption id="attachment_41" align="alignleft" width="300" caption="Ruang Torpedo Haluan"]Ruang Torpedo Haluan[/caption]

Torpedo kendali elektrik pada buritan kapal digunakan pada saat melakukan pengunduran diri (manuvra withdrawal) dari kejaran kapal pengawal musuhnya dengan melakukan penembakan tanpa harus berlama-lama mengintai dan menghitung gerakan lawan. Serangan semacam ini tentu tidak akan terduga oleh kapal musuh yang sedang antusias untuk mengejar, terlebih lagi dengan pendorong listriknya, torpedo ini sama sekali tidak meninggalkan bekas yang dapat teramati di air! Tiba-tiba saja mereka akan terlampar dari anjungannya, karena kapalnya telah meledak berkeping-keping!


Sangat menakjubkan jika kita mengetahui kehebatan torpedo yang dimiliki kapal selam tipe Whiskey class yang kita miliki ini!


“Tak Kenal Maka Tak Sayang”..peribahasa ini sangat cocok bagi keadaan sekarang, dimana generasi muda tidak banyak yang mengetahui sistem pertahanan keamanan di Indonesia, karena mereka tidak tahu atau mungkin bahkan tidak mau tahu? Untuk itu Bahari mengajak teman-teman untuk mulai mengenal, mempelajari, mencintai dan menjaga laut kita tercinta..


Wira Ananta Rudira..!




Sumber : Budiyanto, R.D. 2009. Tak Kenal Maka Tak Sayang: Mengenang Kapal Selam Tipe Whiskey Class Ex Sowyet

0 comments:

Post a Comment

 
Toggle Footer